Minggu, 14 Desember 2014


laporan praktikum acara 2


BAB I
PENDAHULUAN

Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Namun, pada praktikum kali ini kami hanya memfokuskan pembahasan pada masalah identifikasi batuan beku.
                Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.
Batuan beku intusif adalah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Sedangkan batuan belu ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuanGambar dibawah menunjukan bentuk-bentuk batuan beku yang umumnya dijumpai dialam.

Sifat-sifat batuan beku :

a.      Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/ felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/ mafic). Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:

·         Kwarsa                        :   berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
belahan.
·         Mika                :   apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
·         Feldspar                      :   apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang belah tegak lurus/ 90o), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar)
·         Olivin              :   hijau (butiran/ granular), atau biasanya berwarna
kuning kehijauan seperti gula pasir.
·         Piroksen                      :   hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
·         Amfibol                      :   hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
·         Oksida besi     :   kuning-coklat kemerahan.
b.      Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan beku:
1.      Faneritik          : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bila faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut faneritik granular.
2.      Afanitik           : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
3.      Porfiritik          : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi
mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil (massa dasar-nya)
4.      Glassy (gelas)  : bila batuan beku tersusun oleh gelas/ kaca.
5.      Fragmental      : bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-bagian) batuan
beku hasil erupsi gunung api.
c.       Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:
1.      Massif             : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
2.      Jointing           : bila batuan tampak memiliki retakan.
3.      Vesicular         : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.
4.      Aliran              : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti
aliran/ sisipan, baik oleh Kristal maupun lubang gas.
5.      Amygdaloidal             : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas yang terisi
oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk setelah pembekuan magma.
d.      Komposisi Mineral
lihat diktat dan gambarkan


BAB II
MAKSUD dan TUJUAN


1.       Maksud
Maksud dari praktikum yang dilakukan mengenai batuan beku adalah sebagai berikut :
1.1   Mengidentifikasi batuan beku
1.2   Mengidentifikasi  sifat-sifat batuan beku


2.       Tujuan
Adapun tujuan yang inin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
2.1   Praktikum mampu mengidentifikasi batuan beku
2.2   Praktikum mampu megidentifikasi sifat-sifat batuan beku





BAB III
PEMBAHASAN




BATUAN BEKU
1.       Batu desit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass.














2.       Batu granit

Proses terbentuk               : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis                       : sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
 Warna                              : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
     Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.

                   Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.





Gambar 2.7. batu granit
Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate Measuring Machine).












3.       Diabas

Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Ditemukan di karangsambung, kebumen
























4.       Batu Andesit

Proses terbentuk    :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara
900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis            : 2,8 – 3 gram/cm3
Warna                    : agak gelap (abu-abu tua).



Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes. Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll. Ditemukan di gunung Masigit, JABAR.
















5.       Batu gabro

Proses Terbentuk                  : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis                   :2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna                           : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain          : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.














6.       Batu basalt


Proses Terbentuk            : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis                    : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna                           : Gelap
Karakteristik lain            : Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.






























7.       Batu diorite

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.

           Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan elevasi dari beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpal). 
           Batuan ini umumnya mempunyai warna yang bervariasi, yaitu coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan bercak-bercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal (massif) dan kompak dengan tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat tekan berkisar antara 970-1.260 kg / cm2; ketahanan terhadap keausan 0,072-0,083 mm/menit; berat isi asli 2,66-2,78 ton/m3 dan penyerapan terhadap air 0,73-1,10 %. Sehingga batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya. Ditemukan di Bayat, Klaten. Perusahaan penambang PT. Aneka Tambang.
















8.       Batu ryolit

Rhyolite adalah batu igneus adalah batu gunung berapi gunung berapi felsic, granit, komposisi kimia dan yang sama, disebabkan oleh pembentukan penyejukan masa yang lebih pantas untuk menghablur mineral, kandungan silika yang lebih besar daripada 69%, yang terutamanya K-feldspar phenocrysts batu dan kuarza, bentuk kristal berbentuk, kaca berkilat persegi, tetapi sebab larut. Rock adalah kelabu, merah jambu atau bata merah, dengan tekstur porphyritic dan struktur rhyolite. Di China, terutamanya di kawasan pantai tenggara.

Pengenalan ringkas

Rhyolite (Rhyolite) berjumlah granit (granit) batu gunung berapi. Kebanyakan struktur rhyolite porphyritic, menunjukkan penghabluran sebelum letusan bermula. Kadang-kadang apabila magma juga pengebumian sangat mendalam, penghabluran mungkin sudah mula; dalam kes ini, pembentukan batu yang mungkin terutamanya dengan masa pelepasan telah maju kristal besar tunggal (phenocrysts) komposisi. Rhyolite produk akhir

Diedarkan

Rhyolite tenggara wilayah pantai di China telah diedarkan secara meluas di utara Liaoning, Mongolia, Hebei, Shanxi, Shandong, Jilin, Heilongjiang juga diedarkan. Berkaitan dengan mineral kaolinit, montmorilonit, pyrophyllite, tawas dan pyrite. [1]

Ramuan

Komposisi kimia rhyolite seperti granit. Surat ini menunjukkan bahawa sekurang-kurangnya beberapa granit, rhyolite walaupun

Rhyolite Beberapa perbezaan antara granit adalah perlu diberi perhatian. Muscovite dalam granit adalah mineral biasa, dan dalam rhyolite adalah sangat jarang berlaku, atau hanya sebagai produk pengubahan. Dalam granit besar, feldspar alkali adalah natrium feldspar sedikit (iaitu mikro kepar feldspar); Walau bagaimanapun, dalam rhyolite paling adalah Amenities, sering kaya dengan natrium. Lebih tinggi daripada mana-mana yang kalium natrium tidak adalah perkara biasa dalam granit, melainkan jika ia adalah hasil daripada perubahan hidroterma dalam rhyolite tidak biasa. Dan di seluruh dunia mempunyai penemuan geologi rhyolite. Rhyolite tertumpu ke tanah besar atau dekat dengan pinggir benua, tetapi ada tempat-tempat lain. Menurut laporan, di pulau-pulau lautan jauh dari mana-mana benua juga mempunyai sejumlah kecil rhyolite (atau trachyte kuarza). [1]

Klasifikasi

Rhyolite dan output mengikut ciri-ciri mereka persekitaran geologi boleh dibahagikan kepada dua siri Calc-alkali dan alkali.

Siri Calc-alkali

Sering dikaitkan dengan riolitik, tuff andesit, ignimbrite dan andesit simbiosis, yang dihasilkan dalam arka pulau, aktif benua rhyolite

Siri Alkali

Selalunya dengan aliran rock asas, trachyte feldspar alkali dan alkali basalts simbiosis, dengan aktiviti-aktiviti pengeluaran dalam margin benua fasa perselisihan pemanjangan dan fasa perbezaan selepas magmatik produk. Rhyolite Alkali umumnya hijau, kelabu-hijau, kelabu dan ungu dan kelabu. Adakah setengah-setengah, phenocrysts adalah biasa dengan natrium Amenities, anorthoclase atau albite, kuarza sedikit atau tiada augite kecil dilihat atau pyroxene aegirine. Microcrystalline matriks aegirine dilihat, kalsium dan natrium riebeckite amfibol dan sebagainya. Di samping itu kepada struktur matriks jenis rhyolite Calc-alkali dilihat, terdapat kasar dan struktur permukaan kasar - struktur felsitic. [2]






9.       Batu Apung

Proses Terbentuk                      : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis                               : dibawah 1 gram/cm3
Warna                                       : Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain                      : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas.

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat.

Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.

Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.

Didasarkan pada cara pembentukan, distribusi ukuran partikel (fragmen), dan material asalnya, batu apung diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: sub-areal, sub-aqueous, new ardante, dan hasil endapan ulang (redeposit).

Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam.

Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan Pulau Ternate.

















10.   Batu Obsidian

 Proses Terbentuk          :Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis                  : 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna                           : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain          : Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.




BAB IV
KESIMPULAN



Bahwa kesimpilan dari praktikum yang telah dilakukan di labolatorium yaitu :
1.       Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan  tertentu. Setelah  identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah permukan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif).

2.       Sifat-sifat batuan yang umum dikenal dalam  mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat yaitu, warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan.







BAB V
DAFTAR PUSTAKA