Senin, 05 Januari 2015

BATUAN SEDIMEN


LAPORAN PRAKTIKUM ACARA 3


Bab I
PENDAHULUAN


I.1  latar belakang
            Batuan  yang melapuk lama kelamaan akan menjadi tanah “soil”. Tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan lagi,
tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan
sedimen.
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada fungsi dan kenampakan batuan tersebut. Tekstur batuanmengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkatkristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jikawarna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur  berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil darirangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai salah satu alluvial deposit , bahasan kita kali ini adalah mendeskripsikan  batuan sedimen.


I.2  Dasar  Teori
            Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
       Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% (Pettijohn, 1975).
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen dapat berupa :
1.    Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
2.     Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism air dan vegetasi di rawa-rawa.
3.      Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim karbonat di laut dangkal.

 Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam (CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.
Proses diagenesa antara lain :
1. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
2. Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
3. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat. 
4.   Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.
5.  Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Sedimen
.      Tekstur.
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen yaitu :
1.      Tekstur Klastik :  jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Untuk ukuran butir digunakan skala W. Wentworth, sebagai berikut :

Nama Butiran
Ukuran Butir (mm)
Boulder (bongkah)
> 256
Cobble (brangkal)
64 – 256
Pebble (kerakal)
4 – 64
Granule (kerikil)
2 – 4
Sand (pasir)
1/16 – 2
Silt (lanau)
1/256 – 1/16
Clay (lempung)
< 1/256

Agar lebih mudah melakukan pengukuran ukuran butir, maka digunakan alat pembanding ukuran butir batuan (komparator).
Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing (angular). Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan batuan apabila berukuran lebih besar dari 2 mm.
2.      Tekstur non-klastik : ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adnya kristal-kristal yang saling menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir, dan umumnya memiliki satu jenis mineral saja (monomineralitik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.
Jenis Butir
Ukuran Butir (mm)
Kasar
> 5
Sedang
1 – 5
Halus
< 1

Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a) Warna mineral pembentukkan batuan sedimen
Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih.
b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
c) Warna material yang menyelubungi (coating material).
Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya.
Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih gelap.
Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap.
      Struktur Batuan Sedimen
Struktur sedimen sebenarnya adalah kelainan dari bidang perlapisan yang normal (paralel atau horizontal). Kelainan disebabkan karena proses sedimentasi ataupun sesudah sedimentasi (diagnesa).
Tabular cross bedding adalah suatu set yang bidang sentuhnya bukan merupakan bidang erosi, tapi merupakan bidang datar yang merupakan bidang non sedimentasi.
Planar cross bedding adalah suatu set dimana sentuhnya bukan merupakan bidang datar, melainkan bidang miring serta, merupakan bidang non sedimentasi. Sedangkan
Trough cross bedding merupakan struktur yang khas sekali dimana butiran makin keatas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya dalam penelitian untuk menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom) dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar merupakan bawahnya.
Graded bedding yang disebabkan oleh arus turbid, dimana fraksi halus didapatkan dibagian atas juga tersebar diseluruh batuan tersebut. Secara genesa graded bedding oleh arus turbid juga terjadi selain oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus turbulensi.
Struktur flaser terbentuk di daerah laguna (teluk) tidak dipengaruhi oleh laut terbuka, melainkan sangat dipengaruhi oleh pasang surut. Pada waktu surut ia mengendapkan bagian dari darat sedangkan waktu pasang mengendapkan bagian laut. Sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan yang selang seling antara fraksi kasar an fraksi halus, yaitu antara pasir  dan lempung. Jika disayat tegak lurus arus maka akan terlihat penampang lapisan yang berupa lensa-lensa pasir (lenticular), sedangkan lensa-lensa lempung (flaser).














Bab II
Maksud dan tujuan

II.1 Maksud
            Maksud dari praktikum ini adalah untuk  mendeskripsikan batuan sedimen dan mendeskripsikan klasifikasi batuan sedimen.
II.2  Tujuan
            Tujuan dari praktikum yang telah dilakukan dilabolatorium yaitu untuk mengetahui mengenai deskripsi batuan sedimen dan mengetahui deskripsi klasifikasi batuan sedimen.















BAB III
PEMBAHASAN

Batuan Sedimen
1.      Batu Rijang

Nama Batuan : Rijang

Petrogenesa : Dari hasil pengamatan batuan ini merupakan batuan sediment non karbonat (sediment silika) dengan nama batuan rijang dengan tekstur non klastik , warna arbsorbsi orange dan warna interferensi keabu-abuan batuan ini tersusun atas material berupa cangkang radiolarian, kuarsa dan semen silika. Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer.
Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari organisme mikroskopik terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini adalah diatom, terdapat di danau dan mungkin juga terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria lebih umum sebagai komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup planktonik) dan diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga). Kemudian menstabil dan terekristalisasi membentuk silika calsedon. Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material semen berukuran lempung. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut dalam.
Beberapa rijang adalah hasil diagenesis , terbentuk oleh penggantian mineral lain oleh air kaya silika yang mengalir melalui batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai batuapi / flint dalam kapur). Batuan ini berasosiasi dengan endapan geosiklin (subduction Zone) serpih dan bijih besi. Batuan biasanya digunakan sebagai koleksi dan batuan hiasan









2.      Batu konglomerat



Proses Terbentuk         :Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna                          : berwarna warni
Manfaat                       : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).













3.      Batu kalkarenit
Batuan kalkarenit adalah batuan sedimen yang terdiri dari fragmen batugamping dan fosil berukuran sedang berwarna abu-abu kecoklatan. kadang-kadang memperlihatkan perlapisan.
Semen karbonat, oksida besi atau lempung

Pada saat praktikan kami mengamati batu kalkarenit ini danmemperhatikan batu ini, ternyata batuan ini berwarna abu-abu kecoklatan.Darihasil kajian pustaka yang kami lakukan,ternyata batuan ini berwarna abu-abukecoklatan karena batuan ini mengandung unsur logam alkali.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batuan kalkarenit inimemiliki struktur Oolitik. Batu ini bertekstur arenit.Dari hasil pengamatan yangkami lakukan batu kalkarenit ternyata memiliki tekstur arenit karena ukuran butir  batuan ini 0,062 mm.
Sedangkan komposisimineralnya adalah
Allohem: interclas,mikrit: kalsit,sparit:karbonat











4.      Batu gamping merah
Batugamping merah merupakan salah satu jenis batuan sedimen yangterbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yangterpresipitasi dan replacement).
Hal inilah yang menyebabkan batugampingmerah masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik

Pada saat praktikan mengamati dan memperhatikan batu gampingmerah ini,ternyata batuan ini berwarna merah. Dari hasil kajian pustaka yangkami lakukan ternyata batuan ini berwarna marah hal ini dipengaruhi oleh
 
komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini. Komposisi mineral pada batu ini yakni terbentuk dari monomineralik karbonat. Monomineralik karbonat merupakan hasil campuran dari dua mineral yakni mineral kalsit dandolomit.Menurut praktikan mineral yang paling dominan dalam batu iniadalah mineral dolomit. Karena mineral ini memiliki warna yang khas yaitumerah

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengandasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batugampingforam ini memiliki struktur fosiliferus. Batu ini bertekstur masif karena batugamping merah yang kami amati pada saat praktikan tidak memiliki struktur atau ketebalan lebih dari 120 cm.Dari hasil pengamatan yang kami lakukan batugamping merah ternyata memiliki tekstur lanau Batu ini masuk dalamgolongan lanau karena ukuran butir batuan ini 1/16-1/256 mm. atau dalamistilah petrologinya adalah (silt). Sedangkan dari segi pemilahannya batu inimemiliki pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memilikiukuran yang seragam.Sedangkan dari segi kebundaran batu ini memilikikebundaran rounded (membundar) karena pada umumnya permukaan- permukaan bundar,ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar Sedangkan darisegi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memilikikemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhansatu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka




Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit. Ditemukan di karangsambung, Kebume


5.      Batu pasir




      :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna                       : Coklat dan putih
Manfaat                      : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.

Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang sambung, Kebumen




6.      Batu gamping numulites



  Bongkah batu atau gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites.
 Batuan sedimen bioklastik yang dipenuhi oleh fosil Foramnifera Nummulities yang memberikan petunjuk bahwa  batuan ini diendapkan dilaut dangkal  dan berumur hingga 55 juta tahun lalu.
Adapun deskripsi dari batugamping adalah sebagai berikut :
a. Warna                : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan
b. Kilap                  : Kaca, dan tanah
c. Goresan             : Putih sampai putih keabuan
d. Bidang belahan   : Tidak teratur
e. Pecahan              : Uneven
f. Kekerasan           : 2,7 – 3,4 skala mohs
g. Berat Jenis          : 2,387 Ton/m3
h. Tenacity            : Keras, Kom
.      Gamping Numulities
Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang
ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu gamping numulites.

7.      Batu breksi




 Karakteristik            : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna                       : merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat                    : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.











8.      Batu lempung




Proses Terjadinya          : Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Warna                                : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat                            : Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Tempat                              : Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.













9.      Batu tufa


   Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Ditemukan di kaligendig, Karangsambung, Kebumen.









10.  Batu Travertin
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air  itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.



















Bab IV
Kesimpulan



Kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilakukan di labolatorium yaitu bahwa batuan sedimen adalah  batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Pendeskripsian batuan sedimen dapat dilihat dari  sifat-sifat fisik yang Nampak pada permukaan batuan. Hasil deskripsi batuan sedimen dan klasifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut :

#buat table jelaskan deskripsi batuan



Daftar pustaka


http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/02/pengertian-umum-batuan-sedimen-dan-klasifikasinya/
http://www.scribd.com/doc/34983218/Batu-Gamping-Foram-Merah-Dan-Batu-Lempung

1 komentar:

  1. JUAL BONGKAHAN BACAN DOKO SUPER
    ASLI DARI HALMAHERA SELATAN ( MALUKU UTARA )
    Kondisi bahan ;.
    - Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis.
    - Batu murni dari proses alam.
    - Batu kualitas tinggi.
    - Bahan tua (galian lama).
    - Kualitas super kristal- Sudah tembus.
    - Bahan keras dan padat.
    - Siap gosok poles.
    - Daging utuh, tanpa kapur.
    - Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak.
    - Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik
    Daftar harga :
    1 0ns ; Rp 750.000rb
    5.ons Rp.2.500.000
    1.kg Rp 3.000.000
    5 kg Rp 10.000.000
    10 Kg Rp 17.500.000
    15,kg Rp.20,000,000,
    Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
    Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
    setiap pembelian perkilo dapat bonus 1 permata batu bacan dan bongkahan batu bacan ukuran kecil Origin,
    untuk yg mau pesan hub ;
    Hp.; 0822-9342-2986
    pin : 5C50FF58
    adapun cara transakai,anda bisa datang langsung ke rumah kami. alamatnya di jl buana seli No 76 rt 016 rw 002,
    desa/kel ;labuhan, kec ;bacan, kab ; halmahera selatan, prof ; maluku utara.
    barang juga bisa kami kirim lewat jasa pengiriman tiki,jne,pos,muatan udara dan lewat kargo bandara.
    harga paling murah dan bersahabat, pelayanan cepat, sms pasti di balas 1x24 jam.
    pengiriman cepat,no resi pasti di kirim pada pembeli,stok akan selalu di update setiap minggu.
    banyak bonusnya gan,gratis ongkos kirim ke seluruh indoneia.
    INGAT..!!!!! HATI-HATI PENIPUAN DENGAN HARGA MURAH SALAH ORANG ANDA BISA TERTIPU.

    BalasHapus