Selasa, 12 Mei 2015




Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.
Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan  mineral di dalamnya. 
    Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah /   wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang         digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur,   stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi             yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau           gabungan ketiganya. Adapun jeni-jenis peta Geologi dan peta lainnya yang berkaitan       dengan geologi adalah sebagi berikut:
  • Peta geologi permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan             berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini             bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi          bahan bangunan, drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun     pembuatan jalan.
  • Peta singkapan (outcrop map), adalah peta yang umumnya berskala besar,           mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan          sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya.       Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang berupa             pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
  • Peta ikhtisar geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa   formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi        yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini kadang agak           skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
  • Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada         permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah permukaan. Peta ini             memiliki skala sedang hingga besar.
  • Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar           topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada          SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya
  • Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau       potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu 
  • Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam    bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan      laut rata-rata.
  • Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan             titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
  • Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta           fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
  • Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah    yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan            impermeabel.
 Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.
            Singkatan huruf satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukan dengan singkatan huruf (Elseiver, 1989). Dengan aturan sebagi berikut :
  1. Huruf pertama, ditulis dengan huruf kapital (besar). Huruf pertama ini menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk Tersier
  2. Huruf kedua, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan seri. Misalny Tm yang berarti kala Miosen jaman Tersier.
  3. Huruf ketiga, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan nama formasi atau satuan litologi. Misalnya Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
  4. Huruf keempat, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota). Misalnya Tmcl yang berarti anggota batugamping Formasi Ciluk yang berumur Miosen.
  5. Huruf kelima hanya digunakan batuan yang mempunyai kisaran umur panjang. Misalnya Tpokc yang berarti Anggota Cawang Formasi Kikim berumur Paleosen-Oligosen.
  6. Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
  7. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; Jk untuk batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur Jura.
  8. Batuan beku dan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya cukup dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk andesit, b untuk basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis.
  9. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang huruf jaman, misalnya Kg berarti granit berumur kapur.
  10. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan huruf dibelakang jaman era, jaman atau sub-jaman; misalnya Pzm berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti sedimen berumur Kapur, Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv berarti batuan gunungapi berumur Paleogen, Tni berarti batuan terobsan berumur Neogen. Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.
Tabel Skala Waktu Geologi
Masa
Jaman
Kala
Kehidupan dan kejadian
Juta tahunyang lalu
1
2
3
4
5



Kenozoikum
(Neozoikum)
Kuarter
Holosen
Manusia modern
0,1

Pleistosen
Manusia purba
2,5 – 3
Tersier
Pliosen
Karnovora besar
7

Miosen
Binatang merumput banyak
26

Oligosen
Mamalia besar
37

Eosen
Mamalia modern
54

Paleosen
Mamalia plasental awal
65




Mesozoikum
Kapur
Atas
Tengah
Bawah
Tanaman berbunga pertama, klamaks dinosaurus dan amonit, diikuti kepunahan
135
Yura
Atas Tengah
Bawah
Burung pertama, mamalia pertama, dinosaurus dan amonit banyak
180
Trias
Atas
Tengah Bawah
Dinosaurus pertama, cycads dan conifers
225
Paleozoikum
Permian
Atas
Tengah
Bawah
Banyak jenis binatang laut punah, termasuk trilobit
290
Pensylvanian
Atas
Tengah
Bawah
Paya–paya batu bara, conifers dan reptil pertama
310
Missisipian
Atas
Tengah
Bawah
Ikan hiu dan ampibi, pohon besar, tanaman berbiji
345
Devonian
Atas
Tengah
Bawah
Ampibi pertama, ikan amat banyak
400
Silurian
Atas
Tengah
Bawah
Tanaman darat pertama
435
Ordovisian
Atas
Tengah
Bawah
Pengesan, ikan pertama, invertebrata laut dominan
500
Kambrian
Atas
Tengah
Bawah
Kehidupan laut, trilobit dan brakiopoda dominan
600
Proterozoikum
Prekambrian
Akhir
Pergeseran benua
3.000


Tengah
Pembentukan besi, peng-esan benua
3.200


Awal
Algae tertua, batuan terukur tertua (fosil-fosil umunya jarang)
3.700
Azoikum/
Kriptozoikum


Belum ada kehidupan, meteorit dan batuan bulan untuk penentuan umur
4600





Simbol – simbol yang sering digunakan dalam peta geologi antara lain adalah sebagai berikut :


www.univpgri-palembang.ac.id/perpus.../Bab-12+Peta+Geologi.pdf
https://allaboutgeo.wordpress.com/2013/11/23/peta-geologi/


1.2.1     Pengertian dan kegunaan
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah. Yang meliputi susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan bentuk-bentuk ( struktur ) dari masing-masing satuan batuan tersebut.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain : jenis-jenis batuan. Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta geologi adakalanya dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan ilmiah ( science ), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau kepentingan lain misalnya  pertanian lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama, misalnya pada “ peta geologi teknik “, disamping dicantumkan jenis batuan, disini juga dibedakan hasil pelapukan ( soil ), tanah timbunan, juga sifat-sifat teknik batuan, muka air tanah, kedalam bataun dasar dsb.
2.2.2 Peta Topografi dan Skala Peta

Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu.  Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata.  Kebanyakan dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah memakai garis kontur.
Garis kontur adalah suatu garis di peta yang mewakili hubungan garis imaginer (hayal) yang terdapat di permukaan tanah yang mempunyai ketinggian yang sama. Adapun sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:
1.      Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu lembah atau sungai yang berada di daerah berelief tinggi, seperti hulu sungai.
2.      Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak bukit akan berbentuk melingkar tertutup. Bagian puncak bukit adalah merupakan bagian tertinggi dari kontur yang membentuk lingkaran tertutup. 
3.      Garis kontur pada daerah yang berlereng landai dicirikan oleh spasi kontur yang renggang.
4.      Garis kontur pada daerah yang berlereng terjal dicirikan oleh spasi kontur yang rapat.
5.      Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah yang memiliki  lereng yang seragam
6.      Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali jika berada di daerah lereng yang menggantung (overhanging).
7.      Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan dengan perulangan dari ketinggian yang sama seperti dua buah garis kontur yang berbeda dengan nilai ketinggian yang sama.
 

Relief adalah perbedaan ketinggian antara dua titik/lokasi. Relief maksimal adalah perbedaan tinggi maksimal dan tinggi minimal pada suatu wilayah. Pada peta, relief di nyatakan dengan interval kontur. Nilai interval kontur pada garis kontur yang berurutan biasanya diformulasikan dengan skala peta dibagi dengan angka 2.000. Sebagai contoh, peta dengan skala 1 : 25.000 mempunyai interval kontur 12.5 meter, sedangkan peta skala 1 : 50. 000 mempunyai interval kontur 25 meter.
Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar (base maps) dan merupakan peta yang mendasari dalam pembuatan peta geologi. Sebagaimana diketahui bahwa peta dasar tidak saja diperlukan oleh para ahli geologi, namun juga diperlukan oleh para ahli teknik lainnya dan para teknisi serta para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya atau melaksanakan suatu proyek pembangunan. Ketelitian suatu peta sangat ditentukan oleh Skala Peta. Skala peta adalah suatu perbandingan antara obyek yang terdapat di permukaan bumi dan di atas peta. Dalam prakteknya, skala peta ditentukan oleh kebutuhan si pengguna. Untuk perencanaan teknis, seperti perencanaan gedung, saluran drainase, kontruksi bangunan dan pondasi bendungan, umumnya menggunakan skala peta yang besar, yaitu skala 1 : 500 ; 1 : 1.000, 1 : 2.000; atau 1 : 5.000.
           


            Pada umumnya peta skala besar dibuat dengan cara pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan theodolite dan atau tenol sebagai alat ukur dalam pembuatan peta teknis dan peta skala besar bersifat detail serta memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat tinggi.

Peta Topografi, skala 1:24,000 scale, 1 cm mewakili 240 meter
Peta Topografi, skala 1:100,000, 1 cm mewakili 1 km
Peta Topografi , skala 1:250,000, 1 cm mewakili 2.5 km
Gambar 12.1 Peta topografi dari daerah Mt. Rainier dalam berbagai skala


            Di Indonesia untuk memperoleh peta topografi / rupabumi yaitu dengan cara memesan atau membeli ke  lembaga yang memang bertugas menyediakan peta rupabumi. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) adalah lembaga pemerintah yang fungsi dan tugasnya menyediakan peta rupabumi standar yang diperlukan oleh pengguna, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta maupun perorangan. Adapun skala peta yang diterbitkan oleh Bakosurtanal pada umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 10.000 (khusus untuk wilayah Jabotabek), sedangkan untuk pulau Jawa umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, sedangkan untuk Sumatra, Bali, Sebagian Kalimantan, Sebagian Sulawesi tersedia peta rupabumi berskala 1 : 50.000 dan wilayah-wilayah lainnya masih berskala 1 : 100.000 sampai skala yang lebih kecil lagi.  



Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan  mineral di dalamnya.
Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan pada umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di daerah yang dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta topografi. 
Jadi apa definisi Peta geologi itu sendiri ?  Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.
Sedangkan Pengertian Pemetaan Geologi Adalah suatu pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda
Adapun jeni-jenis peta Geologi dan peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah sebagi berikut:
  • Peta geologi permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan.
  • Peta singkapan (outcrop map), adalah peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
  • Peta ikhtisar geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
  • Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.

  • Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya
  • Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu 
  • Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.
  • Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
  • Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
  • Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan impermeabel.
Contoh peta geologi dan beberapa simbol yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1., Gambar 2., dan Gambar 3
Peta Geologi dan Pengertian peta Geologi
Published on Selasa, 20 Desember 2011 Leave your thoughts »
Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan  mineral di dalamnya.
Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan pada umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di daerah yang dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta topografi. 
Jadi apa definisi Peta geologi itu sendiri ?  Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.
Sedangkan Pengertian Pemetaan Geologi Adalah suatu pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda
Adapun jeni-jenis peta Geologi dan peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah sebagi berikut:
  • Peta geologi permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan.
  • Peta singkapan (outcrop map), adalah peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
  • Peta ikhtisar geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
  • Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.

  • Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya
  • Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu 
  • Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.
  • Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
  • Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
  • Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan impermeabel.
Contoh peta geologi dan beberapa simbol yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1., Gambar 2., dan Gambar 3

Peta Geologi 1


Gambar struktur Geologi di daerah lipatan : Gambar 1

Peta Geologi 2

Gambar 2 :  Peta Struktur Geologi dengan Penampang Melintang

Peta Geologi 3
Gambar :3    Simbol -simbol yang sering digunakan dalam Peta Geologi
Dalam membuat peta kita harus memakai skala peta apakah skala peta itu?
Skala peta adalah perbandingan jarak yang tercantum pada peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya, Jangan lupa menentukan titik koordinat peta, dan selalu teliti karena dalam mebuat peta memang di butuhkan ketelitian.

Teknik Membaca Peta Kontur

Pengertian Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).

Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.
Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000
Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
1.  Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
2.  Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
3.  Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).
4.  Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).
 Berbagai kenampakan kontur

 Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B
Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.

Membuat Potongan Profil
Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.

Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis. Berilah label angka tinggi.
Pemotongan Garis Kontur
Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan memudahkan penggambaran.
Potongan yang menunjukkan intervisibilitas

Menentukan Gradien Jalan Pada Peta
Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama pada kedua arah, maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.
Kemiringan lereng atau slope
Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu: 

2/16 x 100% = 1,25%

Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.

Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di mana dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti prosedur di atas.
Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng yang konstan pada arah yang sama.

Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.

Sumber : http://www.senyawa.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar